Kamis, Desember 04, 2008

SANG PENOLONG

Hat, kamu tau nggak satu hal yang paling aku nggak suka dari Ibu? (ia aku tau) Ah… pura-puralah nggak tau (oh ia…) Kalau kamu udah tau nggak perlu aku cerita (hehe… iya-iya, aku pura-pura nggak tau, eh tapi tolong diulang tadi kamu ngomong apa Kur?) BERENGSEK KAMU Hat! (hehehe…!) dengerin! (ia..) Hat, kamu tau nggak satu hal yang paling aku nggak suka dari Ibu? (Em… aku nggak tau, hehehe ups… sorry. Emang apa yang kamu nggak suka dari Ibu?) dari dulu aku selalu nggak suka dengan sikap Ibu yang selalu ngebanding-bandingin aku dengan orang lain (hah… persis seperti dugaanku) salah satu contohnya (anak bude’, mbak Andin dan mas Alfi) hee… ia!! Kamu bener Hat, mereka punya kelebihan yang nggak aku miliki yaitu kecerdasan. Dan bila bertemu mereka Ibu pasti bilang Heng seperti mbak Andin dan mas Alfi itu lho, pinter “ Ah… seakan-akan kata itu mengucilkan aku, seakan-akan Ibu tak mau menerima aku apa adanya, seakan Ibu hanya menganggap mbak Andin dan mas Alfilah yang terbaik, pada hal belum tentu mereka juga memiliki kelebihan seperti aku atau malah mungkin mereka punya sifat yang lebih buruk dari aku. (sok tau kamu Kur)


Ibu itu suka banget ngebanding-bandingin aku. (mungki itu karena Ibu ingin kamu jadi lebih baik Kur?) ia sih, tapi kenapa yang aku rasakan nggak seperti itu. Selama ini aku malah menjauihi kelebihan yang mbak Andin dan mas Alfi miliki (kenapa?) entah aku juga nggak tau kenapa aku begitu. Aku ingin agar Ibu sadar bahwa mereka itu bukan aku dan aku punya kelebihan sendiri yang juga perlu di sanjung tinggi, walau realitanya Ibu nggak pernah menyanjung kelebihanku, (hehehe kenapa?) karena di mata Ibu kelebihanku itu biasa aja, Ibu hanya sibuk mencari kekuranganku lalu membandingkan aku dengan mbak Andin dan mas Alfi (trus) Ibu itu hanya melihat kelebihan yang mereka miliki jadinya dimata Ibu mereka lebih baik dan aku muak dengan semua ini (ia juga sih Kur, kadang aku juga merasa seperti itu) lalu bagaimana Hat? (bagaimana kalau kita beritahukan pada Ibu tentang perasaan ini?) tapi ya nggak enak Hat, seakan kita menggurui Ibu… (bagaimana kalau gini saja, kita menunggu, nanti kalau ada sesuatu kejadian yang sama seperti kita atau saat Ibu nonton film yang kebetulan sama dengan kita, maka saat itulah kita sindir Ibu) hehehe kamu bener, kamu bener Hat, tumben kamu pinter, mudah-mudahan aja ya… dengan begitu sedikit-sedikit Ibu mulai melihat nggak hanya dari satu sudut, hahaha (yaps… tapi ngomong-ngomong kita dari tadi juga melihat Ibu dari satu sudut saja?) hee… ia ya, wah berarti kita harus melihat dari kebaikan Ibu juga Hat. Kalau menurutmu apa kebaikan Ibu hat? (Ibu yang melahirkan kita!) hahaha haaaa! Itu ma jawaban biasa nggak berbobot! (kalau kamu Kur?) Ibu itu yang menyusui kita, Aaaaahahaha sama aja ya? (Ibu itu yang membesarkan kita) yang nyuapin kita makan (yang nyuci baju kita) haha yang nyebokin kita waktu kecil dulu (Hiii, Ibu tu yang membelai saat kita menangis) Ibu selalu ngebelain kita saat digebukin Ayah (hehehe…) hahahaha.. ha, banyak juga kebaikan Ibu, trus kesimpulanya apa dong Hat? (Ibu itu selalu ada untuk kita) Ibu adalah penolong kita ya Hat (ia Kur, memang itulah Ibu kita sesugguhnya, sang penolong) selalu menolong kita dari kemarahan Ayah walau Ibu tau kita salah.

Ibu SANG PENOLONG SEJATI.

1 KOMENTARMU:

Lilis Soerono mengatakan...

Seorang ibu sesungguhnya akan selalu ada untuk anak anaknya...