Kamis, Desember 04, 2008

TATA KRAMA

Kisah saat aku kecil dulu.

Hari Raya Idul Fitri, tepatnya saat semua saling bersilaturahmi, saling berkunjung kesanak saudara, saling bermaafan, Saling membersihan diri dari dosa-dosa. Sungguh hari yang menggembirakan sekali setelah Ramadhan.

Tapi tidak buatku…. (hehehe) makna Idul Fitri tidak seperti itu, memang menyenangkan, memang menggembirakan, tapi bukan karena saling bermaafan membersihkan diri dari dosa, melainkan karena ini adalah perayaan terbesar untuk PETASAN, dan akan ada banyak uang jajan yang aku dapatkan. Selain itu di meja ruang tamu banyak beraneka raagam kue, tapi tetap dari kesemuanya hanya satu kotak kue yang aku suka, sebut saja kotaj kuning merah, yang berisi bermacam-macam kue dan dari kotak kue itu hanya satu kue yang aku suka yaitu WAFER, hehehe favorit lidahku…

Hingga suatu hari, ada seorang tamu yang datang kerumah, aku melihat dari dalam, bukan karena kagum akan wajah tu tamu, tapi aku punya rencana untuk mengambil wafer dari kotak kuning merah itu. Karena hanya inilah saatnya kotak kuning merah keluar dari lemari, biasanya kalau nggak ada tamu kotak kuning merah itu ada di lemari menghindari agar aku tak merusak tatanan kue yang ada di dalam kotak kuning merah, maklum aku suka mengobrak-abrik kue hanya untuk mencari wafer, hihihi.

Dengan kecerdasan otakku dan kematangan rencanaku aku menunggu tamu itu mengambil kue dari kotak kuning merah.

Ah… akhirnya (setelah lama menunggu) tamu Ayah mengambil kue dari kotak kuning merah itu, akupun dengan sigap berlari mendekati mengambil kue wafer, tentunya tetap dengan jalan mengobrak-abrik dulu untuk mendapatkan wafer. Ku lihat Ayah hanya melongo terdiam nggak bisa apa-apa, nggak enak sama tamunya kali hehehe. Aku bener-bener cerdik dan tampan pula (HUWEK!!) kamu diem aja Hat.

Bener-bener enak kue wafer ini, lidahku terus bergoyang terkena sihir wafer coklat, semakin lama aku kunyah semakin pelan aku mengunnyahnya, (kenapa?) tersadar rencanaku ini kurang sempurna (hehehehe) bagaimana nasipku sebentar lagi bila tau Ayah pulang? (pasti Ayah marah Kur) yaa… mudah-mudahan aja Ayah lupa dengan kejadian tadi (hihihi NGAREP)

Setelah tamu itu pulang…. (ting..) Ayah masih ingat dengan perbuatanku tadi (hehehe) Ayah marah-marah, ngomel-ngomel nggak karuan bising terdengar dh telinga. Tapi aneh, kali ini Ayah nggak mukul aku, njewer ataupun nyubit aku, lega rasanya hatiku.

Baru aku mau hirup udara lega tiba-tiba Ayah menaruh kotak kue kuning merah itu dihadapanku, sontak aku k`get dan bingung apa maksud Ayah. “Ini kuenya heng…, agar kamu tidak mengulannginya lagi, sekarang habiskan satu kotak kue itu sampai bener-bener habis” kata Ayah dengan nyantai (matilah kau KUr kur kur)

Akupun mulai memakannya mulai dari yang manis pindah ke yang tawar, asin, dan bila kutemukan wafer bibirku tersenyum lebar sambil menatap Ayah, seakan mngejeknya, hehehehe. Tapi semakin lama aku merasakan rasa manis kue ini berubah menjadi pahit obat, semakin lama semakin nggak enak rasa kue itu. Berjam-jam aku lihat kotak kue kuning merah masih penuh isi, sama seperti perutku yang juga penuh isi dan lidahku terasa bosan.

Tiba-tiba Ayah memberhentikan hukumanku, entah malaikat apa yang membatnya begitu. Menyuruhku tidur… Heeee….!

Bener-bener pengalaman yang mengerikan sekali. Maksud hatiku hanya minta satu kue, eh malah diberi seribu kue, hehehe Ayahku emang baik hati hehehe (syukurin Kur) apa yang harus disyukuri Hat? (setidaknya kamu bersyukur Kur, karena kamu tidak dijewer, dicubit, ataupun dipukul sampai babakbelur, dan itu juga pelajaran buatmu, bahwa dalam hidup itu ada TATA KRAMA, norma-norma kesopanan yang harus kamu terapkan. Terkadang ada kalanya seseorang harus mengesampingkan kepentingannya sendiri untuk orang lain. Mungkin itu maksud Ayah Kur, Ayah nggak mau kamu tumbuh menjadi manusia yang nggak punya TATA KRAMA)

0 KOMENTARMU: