Selasa, Desember 16, 2008

GARUDA PANCASILA

Garuda Pancasila itu Sakti Mandraguna

Ber-Bhineka Tunggal Ika
Sebagai dasar Negara Indonesia….

(tapi kenapa Bangsa Indonesia kalah dengan negara tetangga Kur?)

Itu karena Pancasila sudah hilang Makna
Hanya tengantung di tembok saja
Banyak orang yang melupakannya
Hingga tinggal sebuah nama

(Weeh… kamu nyontek dari mana kata itu Kur?)

Dari lembut bisik embun pagi…


Hahahahaaaa!!!

Aku cinta Garuda Pancasila

Tulisan Pancasilanya uda nggak jelas

Nah... ini baru jelas Pancasilanya

Yang ini terlihat uda lama nggak dirawat

Wah ini lebih parah

Kalau yang ini subur..., aku salut

Em.. terlihat ada bekas stiker disitu hehehe

Wah ini Bagus... bersih n ada di pagar sebuah Masjid

Asyik, lokasinya ada di tengah sawah

tapi sayap Garuda yang sebelah kiri patah ujungnnya

hehehe

Lho kok jadi sandaran ya...

Seng iki ono bekase gambar wajah calon pemimpin daerah

Pancasilanya jatuh, tak lupa pita Bhineka Tnggal Ika juga jatuh

tinggal Garuda minta tolong diambilin tu...

photonya jauuuh end pakek automatik lagi

untung nggak ada yang ngambil

Tapi tetep ini yang paling bagus Garuda Pancasilanya

uda gede, masih terawat pula

maklum di kotaku dewe hehehe

Lumajang city yes yes yes...

Untuk sementara ini dulu photonya

bukanya aku tak mau nyari photo baru

tapi kameraku RUSAK!!! hehehe gawat

MENURUTKU

Hat tadi aku melihat di salah satu acara komedi ditelevise, pemerannya bener-bener kocak, semua yang nonton saat itu tertawa terpingkal haha hihi hehe hoho, termasuk aku.
Aku heran kenapa ya orang sebodoh dia bisa banyak yang menyukai. Semakin ia bodoh semakin banyak yang tertawa, semakin ia bodoh semakin banyak yang mencintai. (hahaha.. memang seperti itu adanya Kur) kenapa bias begitu Hat? (begini Kur, bila orang cerdas, pinter, dan ber-IQ tinggi, dalam kehidupan itu bisa mengubah hidup menjadi lebih mudah dengan penemuan atau dari buah pikirnya menbuat sesuatu untuk memper mudah hidup kita) lalu kalau orang bodoh Hat? (sedangkan orang bodoh itu sebagai pelangkap untuk kehidupan, sebagai bagian untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Intinnya orang bodoh itu bisa menghidupkan arti hidup itu sendiri. Karena dengan tingkahnya tak jarang membuat orang tertawa terpingkal dibuatnya hingga tak sadar ia mendapatkan kebahagiaan hidup dari orang bodoh yang ternyata bisa membuat hidupmu akan lebih hidup. Tapi jangan kau jadikan itu alasan, mentang-mentang kau bodoh tetap memeliharanya. GUOBLOK KOK DI INGU) hehehe ia Hat… aku tau hidup itu menuntut sebuah keseimbangan (bener Kur)

Jadi kesimpulannya, orang cerdas, pinter dan ber-IQ tinggi itu bisa membuat kehidupan menjadi lebih mudah. Sedangkan orang bodoh bisa menghidupkan kehidupan ( betul Kur… tapi itu menurutku) GEDUBRAK!! Jadi kalau menurut orang lain belum tentu seperti itu dong Hat? (hehehe, sepertinya begitu karena semua ini hanya menurutku) 



Kamis, Desember 11, 2008

SENYUM TERAKHIR

Senyumnya selalu muncul walau tubuhnya tak sekuat dulu

Ku lihat senyum itu berbada

Tanpa mata yang tak segarang dulu kala


Di pagi hari itu

Kujabat tangannya, kucium pipinya lalu ia berangkat ke Rumah Sakit

Tak ku sangka itu senyum terakhirnya


Ayah pergi dan tak kembali lagi

Walau aku tak mau semua ini

Tapi inilah yang terjadi


Tahun 1999 Agustus, Ayahku pergi

SITI KARTINA

Diantara suara berisik canda teman-temanku di dalam kelas (hei…. Siapa yang kentut ni..? hahaha kamu, kamu, bukan tapi kamu.. hahaha…) mataku menganga terkesima oleh wajah yang begitu mempesona, beruntung ia berkelamin wanita, bernama Siti Kartina

Aku sadar masih duduk di bangku SMP saat itu dan baru menginjak usia remaja

Tapi aku akui, aku jatuh cinta

Walau tak pernah kurangkul dia

Walau tak pernah kukecup bibirnya

Ia tetap Siti Kartina yang aku cinta

Aku berpacaran tak belangsung lama

Mungkin itulah cinta remaja

Dan bertahun-tahun kami berpisah

Hingga kini aku tak tau dimana dia

Menurut dunia dalam berita

Dia sudah menikah dengan seorang pria

Aku tertawa mendengarnya, tapi hatiku terluka

Ini hanyalah sebuah cerita

Yang akan terkenang selamanya

Cinta pertama di usia remaja

Hanya satu nama, Siti Kartina

MASA LALU MERUPAKAN PEMBELAJARAN

Semua orang tau akan kenakalanku saat kecil dulu, anak yang nggak bisa diem selalu bergerak malakukan pergerakan menuju pengerusakan, kecerobohan, kegaduhan tak luput dari kesalahan. Diomelin setiap hari oleh Ayah itu adalah satu hal yang bisa kuhindari, entah kenapa aku sendiri juga bingung kenepa begitu, setiap selaluu ada saja entah gelas, piring atau perabot Ibu yang lain sering pecah karena pergerakanku dan aku juga sering membasahi taplak meja dengan secangkir kopi yang yang tak sengaja aku tumpahkan.


Kemarahan, makian, pukulan dari Ayah tak banyak mengubah arah pergerakanku, tapi bukan itu yang aku keluhkan saat ini Hat (lalu apa Kur?) yang ingin aku bahas saat ini tetang perkataan Ayah dulu (perkataan yang mana?) apa kamu masih ingat saat Ayah bilang kepadaku bahwa aku bukan anak Ayah… (O… aku ingat) aku nggak habis piker kenapa Ayah mengatakan itu, ya… walau kini aku tau bahwa itu hanyalah bualan Ayah, tapi saat kecil aku benar-benar terus memikirkan hal itu, aku takut apakah aku benar bukan anak Ayah, di tambah lagi dulu kakakku suka ngejek aku bahwa dulu aku ditemukan di tong sampah dekat pasar. (hahaha ya… aku ingat kamu dulu sering bertanya tetang kelahiranmu ppada Ibu,” Buk… dulu hengki lahir dimana” hahahaaa…) yang jadi masalah bukan itu Hat! Tapi yang mengusikku kini kenapa Ayah dulu mengatakan itu padaku, kenapa Hat? (mungkin saat Ayah mengatakan itu Ayah melihat kamu bukan anaknya) lho kok bias begitu Hat? (ya.. mungkin karena kamu saat itu jadi anak pendiem kur, sementera yang Ayah kenal kam adalah anak nakal… atau malah sebaliknya) maksudmu aku saat itu terlalu nakal? (mungkin) jika memang seperti itu harusnya Ayah langsung mengatakanya saja padaku nggak perlu ngomong aku bukan anaknya? (bila dipukul dengan sapu itu tak merubahmu apalagi hanya dengan sebuah kata-kata, tentu tak akan terdengar oleh telingamu Kur?) heee… bener juga apa yang kau katakana Hat.

Terus kalau menurutmu apakah saat kecil dulu aku terlalu nakal Hat? (nggak hanya sangat nakal Kur, malah teramat-amat sangat nakal)

…………………………………………………………………………………………………………….!!? Hah….! (tapi itu dulu Kur…) kalau sekarang Hat? (tetep nggak berubah, hehehe) Haaah… kamu bercanda aja Hat (tapi kamu tenang saja, aku tau kamu sudah mulai merubahnya dan aku juga tau kamu mampu untuk melakukan itu Kur. Dari semua kisah masalalumu jadikanlah itu sebagai pembelajaran untuk hidupmu sekarang, karena itu adalah bagian dalam hidupmu agar menjadi lebih baik lagi…) ……………!!? Aku akan berusaha Hat untuk itu dan tolong selalu ingatkan aku jika aku mulai nakal.

Kamis, Desember 04, 2008

SANG PENOLONG

Hat, kamu tau nggak satu hal yang paling aku nggak suka dari Ibu? (ia aku tau) Ah… pura-puralah nggak tau (oh ia…) Kalau kamu udah tau nggak perlu aku cerita (hehe… iya-iya, aku pura-pura nggak tau, eh tapi tolong diulang tadi kamu ngomong apa Kur?) BERENGSEK KAMU Hat! (hehehe…!) dengerin! (ia..) Hat, kamu tau nggak satu hal yang paling aku nggak suka dari Ibu? (Em… aku nggak tau, hehehe ups… sorry. Emang apa yang kamu nggak suka dari Ibu?) dari dulu aku selalu nggak suka dengan sikap Ibu yang selalu ngebanding-bandingin aku dengan orang lain (hah… persis seperti dugaanku) salah satu contohnya (anak bude’, mbak Andin dan mas Alfi) hee… ia!! Kamu bener Hat, mereka punya kelebihan yang nggak aku miliki yaitu kecerdasan. Dan bila bertemu mereka Ibu pasti bilang Heng seperti mbak Andin dan mas Alfi itu lho, pinter “ Ah… seakan-akan kata itu mengucilkan aku, seakan-akan Ibu tak mau menerima aku apa adanya, seakan Ibu hanya menganggap mbak Andin dan mas Alfilah yang terbaik, pada hal belum tentu mereka juga memiliki kelebihan seperti aku atau malah mungkin mereka punya sifat yang lebih buruk dari aku. (sok tau kamu Kur)


Ibu itu suka banget ngebanding-bandingin aku. (mungki itu karena Ibu ingin kamu jadi lebih baik Kur?) ia sih, tapi kenapa yang aku rasakan nggak seperti itu. Selama ini aku malah menjauihi kelebihan yang mbak Andin dan mas Alfi miliki (kenapa?) entah aku juga nggak tau kenapa aku begitu. Aku ingin agar Ibu sadar bahwa mereka itu bukan aku dan aku punya kelebihan sendiri yang juga perlu di sanjung tinggi, walau realitanya Ibu nggak pernah menyanjung kelebihanku, (hehehe kenapa?) karena di mata Ibu kelebihanku itu biasa aja, Ibu hanya sibuk mencari kekuranganku lalu membandingkan aku dengan mbak Andin dan mas Alfi (trus) Ibu itu hanya melihat kelebihan yang mereka miliki jadinya dimata Ibu mereka lebih baik dan aku muak dengan semua ini (ia juga sih Kur, kadang aku juga merasa seperti itu) lalu bagaimana Hat? (bagaimana kalau kita beritahukan pada Ibu tentang perasaan ini?) tapi ya nggak enak Hat, seakan kita menggurui Ibu… (bagaimana kalau gini saja, kita menunggu, nanti kalau ada sesuatu kejadian yang sama seperti kita atau saat Ibu nonton film yang kebetulan sama dengan kita, maka saat itulah kita sindir Ibu) hehehe kamu bener, kamu bener Hat, tumben kamu pinter, mudah-mudahan aja ya… dengan begitu sedikit-sedikit Ibu mulai melihat nggak hanya dari satu sudut, hahaha (yaps… tapi ngomong-ngomong kita dari tadi juga melihat Ibu dari satu sudut saja?) hee… ia ya, wah berarti kita harus melihat dari kebaikan Ibu juga Hat. Kalau menurutmu apa kebaikan Ibu hat? (Ibu yang melahirkan kita!) hahaha haaaa! Itu ma jawaban biasa nggak berbobot! (kalau kamu Kur?) Ibu itu yang menyusui kita, Aaaaahahaha sama aja ya? (Ibu itu yang membesarkan kita) yang nyuapin kita makan (yang nyuci baju kita) haha yang nyebokin kita waktu kecil dulu (Hiii, Ibu tu yang membelai saat kita menangis) Ibu selalu ngebelain kita saat digebukin Ayah (hehehe…) hahahaha.. ha, banyak juga kebaikan Ibu, trus kesimpulanya apa dong Hat? (Ibu itu selalu ada untuk kita) Ibu adalah penolong kita ya Hat (ia Kur, memang itulah Ibu kita sesugguhnya, sang penolong) selalu menolong kita dari kemarahan Ayah walau Ibu tau kita salah.

Ibu SANG PENOLONG SEJATI.

TATA KRAMA

Kisah saat aku kecil dulu.

Hari Raya Idul Fitri, tepatnya saat semua saling bersilaturahmi, saling berkunjung kesanak saudara, saling bermaafan, Saling membersihan diri dari dosa-dosa. Sungguh hari yang menggembirakan sekali setelah Ramadhan.

Tapi tidak buatku…. (hehehe) makna Idul Fitri tidak seperti itu, memang menyenangkan, memang menggembirakan, tapi bukan karena saling bermaafan membersihkan diri dari dosa, melainkan karena ini adalah perayaan terbesar untuk PETASAN, dan akan ada banyak uang jajan yang aku dapatkan. Selain itu di meja ruang tamu banyak beraneka raagam kue, tapi tetap dari kesemuanya hanya satu kotak kue yang aku suka, sebut saja kotaj kuning merah, yang berisi bermacam-macam kue dan dari kotak kue itu hanya satu kue yang aku suka yaitu WAFER, hehehe favorit lidahku…

Hingga suatu hari, ada seorang tamu yang datang kerumah, aku melihat dari dalam, bukan karena kagum akan wajah tu tamu, tapi aku punya rencana untuk mengambil wafer dari kotak kuning merah itu. Karena hanya inilah saatnya kotak kuning merah keluar dari lemari, biasanya kalau nggak ada tamu kotak kuning merah itu ada di lemari menghindari agar aku tak merusak tatanan kue yang ada di dalam kotak kuning merah, maklum aku suka mengobrak-abrik kue hanya untuk mencari wafer, hihihi.

Dengan kecerdasan otakku dan kematangan rencanaku aku menunggu tamu itu mengambil kue dari kotak kuning merah.

Ah… akhirnya (setelah lama menunggu) tamu Ayah mengambil kue dari kotak kuning merah itu, akupun dengan sigap berlari mendekati mengambil kue wafer, tentunya tetap dengan jalan mengobrak-abrik dulu untuk mendapatkan wafer. Ku lihat Ayah hanya melongo terdiam nggak bisa apa-apa, nggak enak sama tamunya kali hehehe. Aku bener-bener cerdik dan tampan pula (HUWEK!!) kamu diem aja Hat.

Bener-bener enak kue wafer ini, lidahku terus bergoyang terkena sihir wafer coklat, semakin lama aku kunyah semakin pelan aku mengunnyahnya, (kenapa?) tersadar rencanaku ini kurang sempurna (hehehehe) bagaimana nasipku sebentar lagi bila tau Ayah pulang? (pasti Ayah marah Kur) yaa… mudah-mudahan aja Ayah lupa dengan kejadian tadi (hihihi NGAREP)

Setelah tamu itu pulang…. (ting..) Ayah masih ingat dengan perbuatanku tadi (hehehe) Ayah marah-marah, ngomel-ngomel nggak karuan bising terdengar dh telinga. Tapi aneh, kali ini Ayah nggak mukul aku, njewer ataupun nyubit aku, lega rasanya hatiku.

Baru aku mau hirup udara lega tiba-tiba Ayah menaruh kotak kue kuning merah itu dihadapanku, sontak aku k`get dan bingung apa maksud Ayah. “Ini kuenya heng…, agar kamu tidak mengulannginya lagi, sekarang habiskan satu kotak kue itu sampai bener-bener habis” kata Ayah dengan nyantai (matilah kau KUr kur kur)

Akupun mulai memakannya mulai dari yang manis pindah ke yang tawar, asin, dan bila kutemukan wafer bibirku tersenyum lebar sambil menatap Ayah, seakan mngejeknya, hehehehe. Tapi semakin lama aku merasakan rasa manis kue ini berubah menjadi pahit obat, semakin lama semakin nggak enak rasa kue itu. Berjam-jam aku lihat kotak kue kuning merah masih penuh isi, sama seperti perutku yang juga penuh isi dan lidahku terasa bosan.

Tiba-tiba Ayah memberhentikan hukumanku, entah malaikat apa yang membatnya begitu. Menyuruhku tidur… Heeee….!

Bener-bener pengalaman yang mengerikan sekali. Maksud hatiku hanya minta satu kue, eh malah diberi seribu kue, hehehe Ayahku emang baik hati hehehe (syukurin Kur) apa yang harus disyukuri Hat? (setidaknya kamu bersyukur Kur, karena kamu tidak dijewer, dicubit, ataupun dipukul sampai babakbelur, dan itu juga pelajaran buatmu, bahwa dalam hidup itu ada TATA KRAMA, norma-norma kesopanan yang harus kamu terapkan. Terkadang ada kalanya seseorang harus mengesampingkan kepentingannya sendiri untuk orang lain. Mungkin itu maksud Ayah Kur, Ayah nggak mau kamu tumbuh menjadi manusia yang nggak punya TATA KRAMA)

BARU AKU TAU

Hat aku masih ingin cerita tentang masa laluku, saat lugu-lugunya aku (tentang apa Kur?) tentang pengalamanku sewaktu aku masih TK, (ingusan)

Kamu ingat mbak Nengseh? (yang mana?) yang cantik, manis, ayu, berkuit putih, saudaraku yang tinggal dirumah karena ia bekerja di dekat rumah (oooo….. ia aku ingat, mbak Nengseh yang suka melototin kamu saat kamu nakal) hahaha ia, kalau sudah melotot mata itu serasa mau keluar (hehehe) mabak Nengseh yang suka nakut-nakuti aku kalau aku tidur dengannya (HEI… ada hantu berbulu hitam yang suka anak nakal) Hiiii tapi aku-kan nggak nakal Hat (cuman bandel) Heee…. (lalu apa yang ingin kamu ceritakan?)

Dulu di pagi hari itu sekitar jam setengah tujuh, dirumah sepi, ortu udah pergi kepasar dagang, dan kakakku udah pergi sekolah, hanya tersisa aku dan mbak Nengseh yang masih di rumah.


Pagi itu aku rasa ada yang nggak beres pada diriku (bukankkah kamu memang selalu nggak beres Kur? Hehehe) tiba-tiba saja perutku sakit, terasa perutku sudah penuh dengan kotoran dan aku berhasrat untuk be’ol. Aku berlari menuju kamar mandi (maklum WCnya jadi satu dengan kamar mandi) eh pintu kamar mandi terkunci dari dalam, mbak Nengseh lagi mandi. Pintu kamar mandi aku gedor-gedor “mbak Nengseh cepetan, aku nggak tahan pinngin be’ol” dengan sedikit renge’kan pintu terus aku gedor-gedor, abis aku tak tahan menahan kotoran kotoran ini yang terus mendesak ingin keluar, tapi tetap kutahan agar nggak keluar dan apa mau dikata aku nggak kuat menahanya (hahaha…. PRET!! Keluar deh) nggak keluar kok Hat! (Hmmm) beneran nggak!! (beneran ngggak!!) BENERAN NGGAK HAT!! (walau sedikit-sedikit nggak keluar!?) Heee… sempet keluar sih, dikit (HAHAHA!!) tapi nggak banyak (banyak juga nggak apa-apa Kur…) Heee…. (terus gimana kelanjutannya?)


Walau sempet keluar sedikit, tetap ku tahan sambil terus merengek dan mengedor-gedor pintu kamar mandi, akhirnya mbak Nengseh selesai juga mandinya (HOREE…!) pintu kamar mandi terbuka, tapi aneh…! Kulihat mbak Nengseh masih telanjang bulat dengan busa sabun yang juga masih menempel diseluruh tubuhnya, aku melongo menatap mbak Nengseh bugil (TERUS KUR!) terus mbak Nenseh menyuruhku masuk kamar mandi, akupun nongkrong di WC (jangan sampai di bak mandi) mataku tak henti terus menatap mbak Nengseh yang lagi asyik membersihkan seluruh bagian-bagian tubuhnya dengan sabun. Ku pandang mulai dari wajahnya terus kebawah kebuah dadanya yang masih terlihat berukuran sedikit lebih kecil bila dibandingin dengan punya Ibu (itu karena mbak Nengseh masih berusia 20 tahun Kur) mataku terus memandang kebawah dan aku temukan ada yang lain, sesuatu yang baru aku tau, sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya (apa itu Kur?) sebelumnya aku minta maaf apabila kata-kataku terlalu jorok dan kasar… (uda telat) aku melihat sesuatu yang baru aku tau, aku melihat ANUnya mbak Nengseh BERAMBUT… HEHEHE, sambil be’ol aku menahan tawa agar mbak Nengseh nggak curiga aku sedang mentertawakannya.

Selesai be’ol (uda di siram belum Kur?) di dalam kamar aku tertawa terpingkal, bener-bener lucu dan baru aku tau, aku nggak nyangka anunya mbak Nengseh berambut, pasti lebih cakep bila dikuncit dikit, hehehehe….


Beberapa tahun kemudian, saat aku SD aku baru tau ternyata anunya Ayah juga berambut. Ayah bilang “semua orang dewasa juga akan tumbuh rambut di kemaluannya, termasuk kamu jika sudah dewasa nanti Heng…?” aku terkejut, jadi aku salah selama ini mengira hanya punya mbak Nengseh yang berambut (jadi menurutmu Cuma mbak Nengseh yang punya rambut di kemaluanya?) ia Hat… (dan itu yang dulu membuatmu tertawa?) ia Hat… (hehehe sekarang aku benar-benar yakin, bahwa kamu bener-bener bodoh Kur) hehehe…

Sekarang aku tau Hat, bahwa tak hanya mbak Nengseh yang punya rambut di anunya, tapi semua juga punya rambut di kemaluannya entah itu cowok ataupun cewek (kecuali yang di cukur) hehehe bener Hat! (hmmm… ngomong-ngomong kamu tau nggak Kur kenapa saat dewasa tumbuh rambut di kemaluannya?) agar terlihat lebih SEXY kali Hat, hahahaha….

(dari sini kamu bisa belajar Kur, bahwa malu bertanya sesat di jalan, untung ada Ayah yang memberitaumu, kalau tidak mungkin kau akan lebih lama hidup dengan kekeliruan, mangira hanya mabak Nengseh yang punya rambut di anunya. Jadi mulai sekarang kamu jangan malu untuk bertanya ya?) ok Hat...