Jumat, November 21, 2008

BERUNTUNG

Aku masih duduk di bangku TK, bila dibanding dengan kakakku, saat itu aku punya wajah lebih Tampan!! (HUWEEK). Aku juga punya mata indah (HUWEK), punya senyum manis (HUWEEK), baik hati (HUUWWEEEK!!!!), karena aku memang lebih baik dari pada kakakku... tapi itu menurutku (GEDUBRAAKK!!!) menurut orang lain malah sebaliknya, justru kakakkulah yang lebih baik, punya wajah tampan, mata indah dan bla bla bla bla bla.... terserahlah aku sudah bosan mendengarnya.

Entah saat ada tamu yang datang ke rumah, entah saat keluargaku berkunjung ke sanak saudara, atau saat orang lain melihat aku dengan kakakku, semua mempunyai arti sama... mereka selalu memuji kakakku, seakan mereka tak tau ada aku anak kedua yang juga istimewa (Pre't) apa mungkin karena aku anak kedua harus jadi yang kedua? Atau mungkin karena saat itu aku masih kecil, jadi mereka mengira aku tak akan mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. " Kakaknya lebih ganteng...! " lalu kenapa aku mengerti arti kata itu..? kenapa aku selalu sakit hati saaat mendengar kata itu? kenapa aku merasa disingkirkan, dihina, diinjak-injak, dan dinobatkan menjadi yang kedua dari yang kedua? Apakah mereka semua manusia yang tak berhati...!!? (lho lho lho, kok kamu jadi marah-marah) Ups...! sorry Hat, aku terbawa emosi, hehehehehee.....

Itulah kenyataaan yang ada Hat, kakakku lebih unggul dari aku. Saat ku lihat wajahku di cermin, atau saat aku melihat foto kami berdua, kakak memang lebih tampan dari aku (HORE.... syukur nyadar!!!) Walau aku sudah duduk di bangku SD, aku masih sering membandingkan wajahku dengan wajah kakakku, hasilny atetap sama, kakakku memang lebih baik dariku, selain tampan dia juga cerdas dan pintar, nggak seperti aku yang nggak pernah menjadi juara kelas (nyadar) masuk sepuluh besar aja itu sudah sebuah keajaiban yang tiada tara buat Ayah dan Ibuku.

Jujur aku memang selalu berusaha menyaingi kakakku, bila kakakku beli baju batman maka aku juga harus beli baju batman, jika sepatu kakak warna putih maka sepatuku juga putih, jika kakak memakai jel rambut tak ketinggalan aku juga memakainya, saat kakak belajar, akju tak belajar (HEHEHEHE) dan apapun itu aku selalu berusaha untuk menyaingi kakakku.
Namun apa mau dikata, semua kembali pada semula, semua tetap sama, kakakku yang selalu dipuji karena dia yang terbaik. Hingga aku sadar saat kelas dua SMP saat Guruku mengatakan di dalam kelas " Jadi siswa siswi SMP itu harus bisa menjadi diri sendiri, harus bisa percaya pada diri sendiri!" Akupun mulai merenungkan kata-kata Guruku tadi, aku mulai berpikir, ternyata benar tiada guna yang kulakukan selama ini, kakakku itu adalah dia dan bukan aku, wajar bila selama ini aku tak bisa menjadi seperti kakakku, karena aku memang bukan dia, aku bukan kakakku dan selama ini aku telah menjauhi siapa aku yang sesungguhnya... aku telah menjauhi jati diriku sendiri.... (sudah sudah, jangan terlalu sedih) siapa yang sedih Hat....? aku malah gembira, aku bersyukur dengan semua ini karena tak selamanya menjadi orang lain. (ngomong-ngomong mulai kapan kamu berusaha menjadi dirimu sendiri Kur?) saat aku kelas satu SMA, aku memutuskan untuk mulai mencari jati diri menjadi diri sendiri, walau sebenarnya SMP aku juga sudah mulai belajar untul itu Hat, tapi saat SMA-lah aku mulai mantap.

Kakakku adalah dia bukan aku, biarlah kakakku yang selalu mendapat pujian karena memang itulah dia, dan biarlah aku mendapat pujian walau berasal dari diriku sendiri (Hahahaha) dan aku adalah lelaki yang paling beruntung bisa pulang kembali menjadi diri sendiri meski aku masih mencari-cari seperti apa diriku sendiri... (HORE..!! Kur HEBAT) tumben kau puji aku Hat? (memang harusnya seperti itu Kur, lebih baik jadi diri sendiri dari pada harus memakai topeng. Tapi kamu juga jangan seenaknya sendiri, Ojo sak karepe udelle dewe kata orang Jawa, karena kita hidup di Bumi ini tidak sendiri Kur?) ia Hat... (kamu harus bersyukur dan kamu beruntung, tersadar untuk menjadi diri sindiri) dan aku juga beruntung bisa kenal kamu Hat.. Hati Kecilku (Heheheh ia Kur... aku juga seneng bisa kenal kamu).

0 KOMENTARMU: