DI HINA-HINA DAHULU, BARU TERTAWA KEMUDIAN

Heni marganingtyas 3


Heni benar-benar berhasil pengaruhi otakku
Senyumnya selalu terbayang penuhi kepalaku
Rasa rindu membuat seluruh tubuhku merinding
Ingin sekali memeluknya

Terdorong rasa rindu malam itu aku telp kerumahnya
Sial yang terima Bokap Heni…
Sontak jantungku berdegup kencang
Karena menurut kabar dunia dalam berita yang aku dengar
Bokap Heni galaknya minta Aaammmpun…
Tapi demi rasa rindu ini aku terus maju
(maju kemana? Bukan-kah kamu sedang telp Kur?)
Walau sedikit terbata-bata kucoba redam rasa takut itu
Dan kurang lebihnya seperti ini dialog antara aku dan calon mertuaku (Ehemm….)
Eh salah ya.., maksudnya antara aku dengan Bokap Heni.

Kur : Assalammualallaikum… (dengan nada kalem)
Bokap Heni (BH) : Assalammualallaikum

(lho kok bareng-bareng Kur?)

Kur : Waalaikumsalam, Heni wonten pak?
BH : Sopo iki!!?
Kur : Rencange sekolah Heni pak?
BH : nek iku bapak ero le…, yo mosok nggak due jeneng?
(dengan nada tinggi…)
Kur : Hee… hengki pak?
BH : Sopo!? (eh dia mbentak)
Kur : Hengki
BH : Hm.. SOPO!!?
Kur : Heng…. Ki… pak!?
BH : He’.. KUCING!!!?
Kur : ##*+?/%&**#%!!?? (emosi)

(hahahaha kamu emang mirip dengan kucing Kur, SERATUS untuk Bokap Heni) Aku bener-bener sial, emang nggak ada nama lain…, nama manusia-kan masih banyak, Budi, Bejo, Bagio… kok bisa-bisanya hengki melenceng ke kucing… (hehehehe sudah sudah, terus gimana?) ya… panggil aja dengan nama manusia, lagian nggak mungkin kucing bisa telp.. (eh eh, maksudnya terus gimana ceritanya?) ooh… kirain masih mbahas kucing Hat!!, hehehe, ya… walau sempet kesel…, tapi akhirnya sikucing tertawa karena bisa ngobrol juga dengan Heni HEHEHE!!!

(bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian) bukan…Hat! (lalu apa Kur?) dihina-hina dahulu, baru tertawa kemudian. Hahaha (yawes… terserah kamu, yang pasti ini sebuah pembelajaran buatmu…) tentang? (jika bokap temenmu menanyakan siapa kamu, maka langsung jawablah dengan menyebut namamu sebelum ia emosi) hehehehe!!